1. Pengkodean Data
Pengkodean data adalah proses mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya, yang sesuai untuk pengiriman atau penyimpanan. Terdapat dua jenis pengkodean data, yaitu:
Pengkodean Data Analog
- Data analog adalah data yang kontinu dan dapat mengambil nilai dalam rentang yang luas.
- Contoh pengkodean data analog meliputi Amplitude Modulation (AM), Frequency Modulation (FM), dan Phase Modulation (PM).
- Amplitude Modulation (AM): Mengubah amplitudo sinyal pembawa sesuai dengan data.
- Frequency Modulation (FM): Mengubah frekuensi sinyal pembawa sesuai dengan data.
- Phase Modulation (PM): Mengubah fase sinyal pembawa sesuai dengan data.
Pengkodean Data Digital
- Data digital adalah data diskret yang biasanya berbentuk biner (0 dan 1).
- Contoh pengkodean data digital meliputi Non-Return to Zero (NRZ), Manchester, dan Pulse Code Modulation (PCM).
- Non-Return to Zero (NRZ): Menggunakan dua level tegangan, di mana level tinggi mewakili '1' dan level rendah mewakili '0'.
- Manchester Encoding: Menggabungkan sinyal data dengan sinyal jam sehingga setiap bit memiliki transisi.
- Pulse Code Modulation (PCM): Mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital dengan sampling, quantization, dan encoding.
2. Pengkodean Sinyal Analog ke Digital
Proses pengkodean sinyal analog ke digital melibatkan beberapa langkah:
Sampling
- Mengambil sampel sinyal analog pada interval waktu yang tetap.
- Menentukan seberapa sering sinyal analog diukur.
- Frekuensi sampling harus minimal dua kali frekuensi tertinggi dari sinyal analog (Teorema Nyquist).
Quantization
- Mengubah nilai kontinu dari sampel menjadi nilai diskret.
- Setiap sampel diberi nilai digital yang mendekati nilai aslinya.
- Proses ini menghasilkan beberapa tingkat quantisasi yang berbeda.
Encoding
- Mengubah nilai diskret hasil quantisasi menjadi kode biner.
- Contoh teknik pengkodean termasuk Linear PCM, Differential PCM (DPCM), dan Adaptive PCM (APCM).
3. Teknik Pengkodean Data Digital
Beberapa teknik pengkodean data digital yang umum digunakan:
Unipolar Encoding
- Menggunakan satu level tegangan (positif) untuk merepresentasikan data.
- Sederhana namun tidak efisien dalam penggunaan bandwidth.
Polar Encoding
- Menggunakan dua level tegangan (positif dan negatif).
- Contoh: NRZ-L, NRZ-I, RZ, Manchester, dan Differential Manchester.
Bipolar Encoding
- Menggunakan tiga level tegangan (positif, nol, dan negatif).
- Lebih efisien dalam penggunaan bandwidth dan dapat mendeteksi beberapa jenis kesalahan.
4. Macam-Macam Gangguan dalam Pengkodean Data
Noise (Derau)
- Interferensi yang tidak diinginkan yang dapat merusak sinyal.
- Sumber noise termasuk thermal noise, intermodulation noise, crosstalk, dan impulse noise.
Attenuation (Redaman)
- Penurunan kekuatan sinyal saat melalui media transmisi.
- Dapat menyebabkan kehilangan informasi jika tidak dikompensasi.
Distortion (Distorsi)
- Perubahan bentuk sinyal asli selama transmisi.
- Penyebab distorsi termasuk delay distortion dan phase distortion.
Interference (Interferensi)
- Pengaruh sinyal lain yang mengganggu sinyal asli.
- Dapat berasal dari sumber eksternal atau perangkat lain dalam jaringan.
5. Error Detection and Correction
Untuk memastikan integritas data selama transmisi, berbagai teknik deteksi dan koreksi kesalahan digunakan:
Parity Check
- Menambahkan bit tambahan untuk membuat jumlah bit '1' menjadi genap (even parity) atau ganjil (odd parity).
Checksum
- Menjumlahkan data dalam unit yang lebih kecil dan mengirimkan hasil penjumlahan sebagai bagian dari data.
Cyclic Redundancy Check (CRC)
- Menggunakan polinomial untuk mendeteksi kesalahan dalam data.
Hamming Code
- Teknik pengkodean yang memungkinkan deteksi dan koreksi satu bit kesalahan.
Dengan memahami konsep-konsep ini, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teknik pengkodean yang sesuai dalam komunikasi data dan jaringan komputer.
0 Komentar